Sunday, July 10, 2011

Dunia Retak 4

Di tengah-tengah kesengsaraan yang kualami, aku memperoleh kenikmatan dengan hadirnya bias sinar yang terpancar sekilas bagai bintang jatuh dan berkedip diatasku dalam wujud seorang wanita – atau bahkan mungkin malaikat. Dalam terang, aku melihat semua kepicikan keberadaanku ditangkap kemuliaan dan kemegahan sinar yang hadir bersamanya. Ketika kemudian kecerahan itu memudar kembali ke dalam pusaran kegelapan, aku takut ia ikut terikat di dalamnya dan menghilang. Dan aku tidak memiliki kemampuan mempertahankan bias sinar tersebut.

Entah sudah berapa lama sejak aku kehilangan dia dari pandangan. Namun mata sihir, dengan cahaya yang terpancar dari matanya, masih tercetak jelas dalam benakku setiap kali. Bagaimana aku bisa melupakannya ? Keberadaanya seperti memiliki kaitan erat denganku.

Aku tidak akan pernah menyebutkan namanya.

Untuk saat ini, aku hanya akan menggambarkannya sebagai sosok ramping yang bercahaya, diselimuti kabut, bersinar dengan mata yang selalu bertanya-tanya tentang kehidupanku yang perlahan-lahan mulai terbakar dan mencair karenanya. Ia bukan milik dunia. Dunia ini terlalu kejam untuk dapat memilikinya. Tidak, saya tidak akan menodai namanya dengan hal-hal yang sifatnya duniawi.

Setelah dia pergi, aku menarik diri dari kegiatan manusia, dan berlindung dalam buaian anggur. Hidupku berlalu dan terus berlalu dalam kungkungan ke empat dinding yang membatasi diriku dari dunia luar....

Source : Herman Kumuh Note's

No comments: